Halaman

Rabu, 12 Juni 2019

Minder Menulis Buku? Kuasai 3 Alasan Kenapa Harus Menulis!

Negara yang memiliki kesadaran membaca paling tinggi sudah pasti di duduki negara-negara maju. Bagaimana dengan Indonesia? Jangan ditanya minat baca di indonesia. Berdasarkan laporan dari most littered nation in the world meninjukan bahwa kesadaran membaca warga indonesia di tahun 2016 berada di peringkat 60. Padahal kita tahu hanya ada ada 61 negara di dunia ini. Jadi wajar saja jika minat menulis buku pun juga rendah.

Sebagai negara yang memiliki minat baca yang rendah, sebenarnya indonesia tidak baik-baik saja. Pertanyaannya adalah siapa saja orang yang berperan basar terhadap minat baca? Jawabannya pun tanggungjawab kita semua. Tidak hanya pemeritah, sekolah, tetapi juga orangtua dan lingkungan sekitar. Adapun penyebab lain, yaitu dipengaruhi oleh jumlah buku yang terbatas.

Tidak banyak buku yang tersebar. Meskipun tiap tahun ada penulis yang menulis buku, namun jika dibandingkan dengan negara lain, orang yang memiliki minat menerbitkan buku masih terbilang kecil. Kemudian muncul alasan dari sudut pandang penulis, yang menyampaikan bahwa kesejahteraan penulis dan honor penulis masih terbilang kecil. Apakah benar begitu?

cara menulis buku ilmiah

Terlepas alasan itu benar atau tidak, ada hal yang lebih penting. Yaitu, bagaimana kita bersama-sama menyebarkan rasa cinta di dunia tulis menulis. Bagaimana carannya? Carannya mudah, misalnya berbagi tips cara menulis buku. Buku apapun itu, bisa buku pendidikan, buku fiksi atau buku komik sekalipun.

Memang setiap penulis memiliki gaya dan cara sendiri ketika hendak menerbitkan buku. Pada kesempatan kali akan mengulas alasan kenapa anda haru menerbitkan buku.

Tanyakan Kenapa Harus Menulis Buku?


Tanyakan kenapa anda menulis buku? Mungkin bagi seorang dosen, alasan menulis buku karena tuntutan dan kewajiban. Namun, ada hal yang lebih penting dari itu semua. Misal menjadikan menulis sebagai amalan jariah yang ilmunya tidak akan terputus. Secara religious, menulis investasi mengumpulkan bahala paling baik. Semakin banyak pembaca dan mengamalkan ilmu anda, anda akan mendapatkan keuntungan tersebut.

Dari segi non religious, alasan kenapa menulis karena anda akan mendapatkan popularitas. Minimal anda menjadi banyak di kenal. Terutama di kenal oleh pembaca setia anda. Dibaca oleh pembaca yang menyukai ideologi, gaya penyampaian anda.

Memang setiap orang memiliki alasan sendiri-sendiri kenapa mereka harus menulis. Terlepas dari semua alasan tersebut, sebenarnya satu agar tetap konsisten dan produktif menulis. Yaitu memiliki rasa cinta. Cinta dalam hal ini adalah passion di dunia menulis. Penulis yang memiliki passion di sana, mereka bisa menikmati setiap kata yang dituliskannya.

Tidak hanya menikmati setiap kata, tetapi juga menikmati segala ujian yang datang saat menulis. Penulis yang melakoni dunianya karena passion, lebih tahan banting dibandingkan penulis yang menulis karena tendensi tertentu. Jawaban penulis terkait alasan menjadi menulis buku pun cenderung lebih tulus.

Misal, mereka menulis karena mereka suka dank arena keprihatinan terhadap perkembangan minat baca dan kualitas bacaan. Mereka lebih tulus dalam menjalani profesi sebagai penulis, karena mereka menyadari betul esensi dari duni literasi di indonesia. Dan mungkin anda salah satunya.

Hilangkan Rasa Minder Menulis Buku


Satu hal yang sebenarnya penting di hindari bagi seorang penulis buku pemula. Perasaan yang seringkali muncul adalah perasaan rendah diri, minder dan merasa tidak pantas. Perasaan-perasaan negatif seperti inilah yang seharusnya di hindari. Karena perasaan negatif semacam ini justru akan menghambat produktivitas menulis anda.

Tidak ada salahnya untuk bersikap masa bodoh. Masa bodoh dengan komentar, masa bodoh dengan pesaing kita, atau apapun yang kira-kira mematikan semangat untuk menulis. Memang naskah kita tidak sebaik dan sesempurna tulisan senior. Kita cukup menerima dan mengakui. Sehingga ketika ada naskah yang lebih baik dan lebih komprehensif, itu sah-sah saja.

cara menulis buku motivasi

Jadi kita tidak perlu merasa terkalahkan atau rendah diri. Cukup ikut menikmati, jika perlu dipelajari teknik penulisan naskah tersebut. Karena bagaimanapun juga, kita akan mengubah naskah yang berikutnya. Intinya adalah, menerima dan terus belajar dan memperbaiki diri.

Rasa minder yang umum dirasakan oleh seorang penulis adalah rasa minder naskah tidak kunjung diterima. Setelah anda kirimkan naskah ke penerbit satu ke yang lain, tidak ada satupun naskah yang diterima. Karena inilah, banyak penulis yang akhirnya putus asa dan kalah sebelum berperang.

Jika masalahnya adalah hal ini, maka segera hilangkan pikiran negatif semacam ini. Seperti yang di bahas di artikel sebelumnya tentang selera penerbit buku. Bahwa setiap penerbit buku memiliki selera pasar dan memiliki genre yang berbeda. Jadi naskah ditolak bukan karena tulisan anda buruk, tetapi memang tidak sesuai dengan genre mereka.

Naskah yang berkali-kali ditolak dan tidak bernasib dicetak juga, sebenarnya anda bisa mengambil keputusan mandiri. Jadi anda tetap bisa menerbitkan naskah anda di penerbit indie, seperti penerbit deepublish. Dijamin, buku anda pun akan terbit dan bisa anda jual sendiri, tentunya anda akan mendapatkan keuntungan yang lebih besar loh.

Menulis Buku, Jika Bukan Anda, Siapa Lagi?


Memang tidak semua bisa menulis buku. Sedangkan anda bisa menulis. Jika bukan anda yang menulis siapa lagi? Mengandalkan orang lain? Tentu sudah bisa menjamin. Padahal kita tahu jumlah pembaca sedikit, bisa jadi bukan karena minat mereka. Bisa jadi karena jumlah dan variasi buku yang ditawarkan pun sebenarnya kurang. Bisa jadi pula, karena isi buku kurang berkarakter, kurang menarik atau kurang berbobot.

Mencoba berkaca di negara-negara maju. Sebagian besar dari mereka, memiliki kesadaran menulis buku yang cukup tinggi. Dari pembahasan pun juga selalu baru dan menarik. Daya imajinasi dan kemampuan dalam menulis mereka pun juga sangat kritis.

Sedangkan untuk menularkan dan memberikan dorongan kesadaran menulis itu bukan suatu hal yang mudah. Butuh waktu dan butuh kesadaran diri. Mengajak menjadi penulis dengan koar-koar dan paksa pun juga kurang baik. Karena bukan di dorong dalam diri, tetapi di dorong karena faktor lain. Ketika faktor lain itu hilang, maka tidak akan bertahan lama.

cara menulis buku yang menarik

Dari tiga alasan menulis buku di atas, apakah anda sudah mengetahui, apa sih alasan anda menulis buku? Apakah karena kewajiban? Tuntutan dari pemerintah? Atau berdasarkan keinginan dan pengalaman sendiri? Apapun latar belakang anda saat ini menulis, semoga ulasan ini bisa memberikan semangat dan menyentil hati untuk terus bersikap maju.

Jika masih merasa kesulitan menulis buku, anda bisa terus menulis dan menulis hingga mahir sendiri, seiring waktu. Jika rasa minder dan rasa tidak percaya diri selalu datang dan hadir, cukup abaikan. Itu hal yang wajar, karena hampir semua penulis sukses dulu pun juga pernah merasakan perasaan yang sama. Kini tinggal menunggu waktu yang pas dan cocok, sampai rasa percaya diri anda pun terbentuk.

Jika anda masih bingung dan kesulitan memahami keinginan anda sendiri? Mungkin itu butuh waktu. Karena semua adalah proses. Atau masih merasa takut kembali menulis, karena terkendala waktu, semua akan terbiasa jika disela kepadatan kita menyempatkan diri untuk menulisnya. Intinya, semua tergantung pada dorongan pada hati nurani dan bergantung pada kesadaran untuk menulis. Sekian, semoga ulasan kali ini bermanfaat.